Mengenal Sosok Penting di Dunia Pendidikan Indonesia
Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dimilki setiap individu dan membutuhkan banyak perhatian di Indonesia. Mengingat lewat pendidikan, seorang anak bisa mengenal dunia yang lebih luas.
Dalam dunia pendidikan pasti ada seorang guru yang jasanya sangat besar dan patut kita hargai dan hormati. Seorang guru tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan kepada muridnya tetapi juga membimbing serta memberikan perhatian dan kasih sayang kepada semua muridnya. Guru bisa kita anggap sebagai orang tua saat di sekolah sehingga seorang guru layak untuk dihargai dan dihormati seperti orang tua kita di rumah. Seorang guru akan merasa Bahagia saat mengajar dan membimbing saat mengetahui muridnya menjadi pintar dan memiliki akhlak yang baik.
Dan tidak sedikit sosok penting di dunia pendidikan indonesia yang menginspirasi dan perlu diteladani. Berikut sosok di dunia Pendidikan di Indonesia yang menginspirasi, yang wajib diteladani.
1. Ki Hadjar Dewantara
Raden Mas Soewardi Soejaningrat atau yang dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara, lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889, wafat pada April 26, 1959 di Yogyakarta. Beliau di kenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Ajarannya pun dipakai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai jargon, yaitu Tut Wuri Handayani.
Beliau juga mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa (National Onderwijs Institur Taman Siswa) pada 3 Juli 1922. Pendidikan di Taman Siswa bertujuan menanamkan rasa kebangsaan mencintai tanah air untuk berjuang memperoleh kemerdekaan. Beliau dianugerahi gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Gadjah Mada. Sepeninggal Ki Hajar Dewantara pada 26 April 1959, Beliau diberikan gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintahan waktu itu.
2. R.A Kartini
Raden Ajeng Kartini atau biasa disebut Raden Ayu (R.A.) lahir pada 21 April 1879 dan wafat pada 17 September 1904. Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia dan beliau juga dikenal sebagai Pelopor Kebangkitan Perempuan Pribumi. Surat-suratnya yang dibukukan dengan tajuk “Habis Gelap Terbitlah Terang” memuat cita-cita dan pemikiran-pemikirannya dalam memperjuangkan hak perempuan di Indonesia
Tepat pada tanggal 1 Februari 1912, terbentuklah Yayasan Kartini, yang akhirnya diresmikan pada 22 Februari di tahun yang sama. Deventer, yang adalah pembaca setia buku kumpulan surat-surat Kartini, terpilih menjadi ketua yayasan. Segera setelah diserahi posisi ketua Yayasan Kartini, Deventer mengajak istrinya kembali ke Hindia Belanda untuk mendirikan sekolah. Persinggahan kedua mereka kala itu berhasil mendirikan Sekolah Kartini di Semarang pada 1913.
3. Dewi Sartika
Dewi Sartika bisa dibilang sebagai sosok perempuan yang patut dicontoh di Indonesia. Sejak kecil beliau sudah gemar bermain peran sebagai sosok guru, Dewi Sartika menerima pendidikan berdasarkan budaya Sunda dari pamananya selepas ditinggal oleh sang Papa.
Karena ketertarikannya di dunia pendidikan, pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika membuat sekolah yang bernama Sekolah Isteri di Pendopo Kabupaten Bandung. Tahun 1910 sekolah itu berubah nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri dan direlokasi ke Jalan Cigurian di Kabupaten Bandung.
Pada tahun 1912, sudah ada sembilan sekolah yang tersebar di seluruh Jawa Barat dan kemudian berkembang menjadi satu sekolah tiap kota maupun kabupaten pada tahun 1920.
4. KH. Ahmad Dahlan
Kyai Haji Ahmad Dahlan (lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 – meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Pada bidang pendidikan, Dahlan mengubah sistem pendidikan pesantren pada masa itu. Beliau mendirikan sekolah-sekolah agama yang juga mengajarkan pelajaran umum dan juga bahasa belanda. Bahkan ada Sekolah Muhammadiyah seperti H.I.S met de Qur’an. Beliau memasukan pelajaran agama di sekolah umum pula. Ahmad Dahlan terus mengembangkan dan membangun sekolah-sekolah. Selain sekolah semasa hidupnya beliau juga mendirikan masjid, langgar, rumah sakit, poliklinik, dan juga rumah yatim piatu.
5. KH. Hasim Asya’ri
KH. Hasyim Asy’ari adalah seorang pahlawan nasional, Kyai dari Jawa Timur yang sekaligus pendiri salah satu organisasi muslim terbesar dalam bingkai Islam berhaluan Ahlussunah Wal Jamaah di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Peranan KH. Hasyim Asy’ari dalam Pendidikan Islam di Indonesia yaitu dalam bentuk mendirikan Pesantren Tebuireng.
Awalnya, di Dusun Tebuireng merupakan sarang maksiat dan kejahatan di mana terjadi banyak kriminalitas, perampokan, pencurian bahkan pembunuhan, KH. Hasyim Asy’ari sengaja memilih lokasi Tebuireng karena orang – orang di sekitar tempat itu sangat jauh dari agama, maka KH. Hasyim Asy’ari berpikir bahwa dakwah harus menyentuh masyarakat yang masih jauh dari pesan Islam yaitu dengan mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng.
Dan peranan pendidikan Islam di bawah pengaruh KH. Hasyim Asy’ari dalam membentuk masyarakat berwarganegara Indonesia yaitu dalam bentuk Piagam Jakarta yang diwakilkan oleh putranya KH. Wahid Hasyim. Saran penulis, para peneliti hendaknya menindaklanjuti hasil penelitian dengan fokus kajian yang lebih spesifik. Masyarakat dapat menambah wawasan akan peranan tentang pendidikan Islam KH. Hasyim Asy’ari di Indonesia. Generasi muda, alangkah baiknya jika generasi muda sekarang meneladani sikap KH. Hasyim Asy’ari. KH. Hasyim Asy’ari yang memiliki semangat untuk kerja keras, tekun, pantang menyerah, cermat, teliti, dan setia pada tugas. Hal tersebut berpengaruh dalam pendidikannya dari masih kecil hingga tumbuh dewasa menjadikan beliau sebagai Kyai yang sangat disegani dan di kenang di Indonesia.
6. Seto Mulyadi
Seto Mulyadi atau biasa dipanggil Kak Seto di lahir di Klaten, 28 Agustus 1951. Kak Seto pertama kali memulai karier sebagai guru sejak 4 April 1970. Kala itu, Kak Seto diangkat menjadi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan mendampingi Pak Kasur di PAUD Kebun Kanak-kanan Situ Lembang di Jakarta Pusat. Pada tahun 2007, Kak Seto mendirikan sekolah alternatif bernama Homeschooling Kak Seto atau HSKS yang merupakan lembaga pendidikan alternatif sebagai salah satu solusi pendidikan bagi anak-anak Indonesia.
Selain itu kiprahnya di dunia pendidikan dan perlindungan hak anak membuat Kak Seto makin diakui di tingkat nasional dan internasional lewat berbagai penghargaan yang diterimanya, di antaranya dari Sekjen PBB Javier Perez berupa penghargaan “Peace Messenger Award”, New York, pada 1987, dan Orang Muda Berkarya tingkat Dunia, di Amsterdam pada 1987.