Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama, Wajib Kamu Ketahui!
Assalamualaikum Wr Wb. Halo, balik lagi nih sama mimin. Kali ini mimin bakal bahas sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama. Nahdlatul Ulama merupakan sebuah organisasi Islam yang sudah tak asing di telinga warga Negara Indonesia. Namun dibalik berdirinya Nahdlatul ulama, terdapat banyak sekali peristiwa dan langkah yang dilakukan secara matang sebelum mendirikan Nahdlatul Ulama. Berikut ini mimin telah mengutipnya dari NU online.
Sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama
Pada akhir tahun 1924, seorang santri yang bernama as’ad (KHR As’ad Syamsul Arifin Situbondo) diminta oleh Mbah Cholisl untuk mengantarkan sebuah tongkat ke Tebuireng. Penyampaian tongkat tersebut disertai dengan seperangkat ayat Al-Qur’an Surat Thaha ayat 17-23 yang menceritakan tentang mukjizat dari Nabi Musa As.
Awalnya KH Abdullah Wahab Chasbullah (1888-1971) sekitar tahun 1924 mengganggas sebuah ide pendirian Jam’iyyah yang langsung disampaikan kepada Kiai Hasyim Asy’ari untuk meminta sebuah persetujuan. Namun, Kiai Hasyim tidak langsung menyetujui gagasan tersebut terlebih dahulu sebelum ia melaksanakan shalat istikharah untuk meminta petunjuk dari Allah SWT.
Sikap bijaksana serta kehati-hatian dalam menanggapi gagasan Kiai Wahab juga dilandasi oleh berbagai hal, diantaranya sebab posisi Kiai Hasyim dikenal sebagai Bapak Umat Islam Indonesia (Pulau Jawa). Kiai Hasyim juga merupakan tempat para tokoh pergerakan nasional untuk meminta nasihat.
Peran kebangsaan yang luas dari Kiai Hasyim Asy’ari itu membuat ide yang dikemukakan untuk mendirikan sebah Jam’iyyah harus dikaji secara mendalam. Hasil dari istikharah tersebut justru tidak jatuh kepada Kiai Hasyim namun jatuh keada guru beliau, KH Cholil Bangkalan yang merupakan guru Mbah Hasyim dan Mbah Wahab.
Dari petunjuk tersebut, Kiai as’ad yang ketika itu menjadi santri Mbah Cholil berperan sebagai mediator antara Mbah Cholil dan Mbah Hasyim dalam menyampaikan pesan. Ada dua petunjuk yang harus dilakukan oleh Kiai As’ad sebagai penghubung atau washilah untuk menyampaikan amanah Mbah Cholil kepada Mbah Hasyim.
KH As’ad diminta untuk mengantarkan sebuah tasbih ke pondok pesantren Tebuireng. Setibanya di Tebuireng, KHR As’ad menyampaikan tasbih yang dikalungkan ke dirinya dan mempersilahkan KH Hasyim Asy’ari untuk mengambilnya sendiri dari leher KH As’ad. Bukan maksud KH As’ad tidak ingin mengambilkannya untuk Kiai Hasyim Asy’ari, namun KH As’ad tidak ingi menyentuh tasbih sebagai amanah dari KH Cholil Bangkalan kepada KH Hasyim Asy’ari.
Sebab itu, tasbih tidak tersentuh sedikitpun oleh tangan KH As’ad selama berjalan dari Bangkalan ke Tebuireng. Setelah tasbih tersebut diambil,Kiai Hasyim Asy’ari bertanya kepada Kiai As’ad: “Apakah ada pesan lagi dari Bangkalan?” Kontan KH As’ad hanya menjawab “Ya Jabbar Ya Qahhar” dua asmaul husna tersebut diulang sebanyak tiga kali sesuai pesan dari sang guru. Setelah mendengar lantunan itu, Kiai Hasyim kemudian berkata ” Allah SWT telah memperbolehkan kita untuk mendirikan Jam’iyyah”.
Dari proses lahir dan batin yang cukup panjang tersebut menggambarkan bahwa lika liku lahirnya NU tidak banyak bertumpu pada perangkat atau susunan formal sebagaimana lazimnya pembentukan organisasi.
Itulah dia sebagian dari sejarah terbentuknya Nahdatul Ulama. Sekian dan terimakasih. Wassalamualaikum Wr Wb.
Sayuran yang Aman Dikonsumsi oleh Penderita Asam Lambung
[…] Baca juga: Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama, Wajib Kamu Ketahui! […]
Selamat Datang 1 Abad Nahdlatul Ulama (1344-1444)
[…] Baca juga: Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama, Wajib Kamu Ketahui! […]
Harapan dari Kami untuk 1 Abad Nahdlatul Ulama
[…] Baca juga: Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama, Wajib Kamu Ketahui! […]